Laman

Selasa, 22 April 2014

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

Pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan yang praktis, di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga yang dilakukan di alam terbuka dalam bentuk kegiatan yang menarik,menantang, menyenangkan, sehat, teratur dan terarah dengan menerapkan Prinsip Dasar kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya adalah terbentuknya watak kepribadian dan akhlak mulia.

Gerakan Pramuka mendidik kaum muda Indonesia dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar menjadi manusia

Tata cara Mengatur Letak Bendera

cara penggunaan Bendera Kebangsaan Merah Putih sudah diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958.

Bendera Kebangsaan memiliki kedudukan lebih tinggi dibanding dengan bendera lainnya seperti bendera organisasi organisasi di Indonesia termasuk bendera Gerakan Pramuka.

Karena itu dalam lingkungan Gerakan Pramuka pengaturan sedemikian rupa sehingga tidak merubah kedudukan Bendera Kebangsaan yakni Bendera Merah Putih.

Biasanya Bendera Merah putih  diletakkan paling kanan dengan

Minggu, 20 April 2014

ANDA ORANG JAMBI..? Sebaiknya anda Tahu



Seloko adat Jambi adalah ungkapan yang mengandung pesan, atau nasihat yang bernilai etik dan moral, serta sebagai alat pemaksa dan pengawas norma-norma masyarakat agar selalu dipatuhi. Isi ungkapan seloko adat Jambi meliputi peraturan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya dan kaidah-kaidah hukum atau norma-norma, senantiasa ditaati dan dihormati oleh masyarakatnya

karena mempunyai sanksi. Ungkapan-ungkapan seloko adat Jambi dapat berupa peribahasa, pantun atau pepatah petitih. Seloko adat Jambi juga merupakan pandangan hidup atau pandangan dunia yang mendasari seluruh kebudayaan Jambi. Seloko adat Jambi juga merupakan sarana masyarakatnya dalam merefleksikan diri akan hakikat kebudayaan, pemahaman mendasar dari pesan dan tujuan dari sebuah kebudayaan (Amali Muadz).

Salah satu contoh seloko adat Jambi adalah mengenai pengambilan keputusan dalam pemerintahan, seloko adat Jambi menyebutkan bahwasanya: “Berjenjang naik betanggo turun, turun dari takak nan di atas, naik dari takak nan di bawah”, seloko adat tersebut mempunyai pengertian bahwasanya dalam mengambil keputusan terdapat tingkatan-tingkatan pengambilan keputusan. Tingkatan pengambilan keputusan ini misalnya tingkat pengambilan keputusan yang tertinggi, yaitu Alam nan Barajo, sampai dengan sebuah pengambilan keputusan pada tingkatan yang paling bawah Anak nan Berbapak, Kemenakan nan Bermamak.

Seloko adat lainnya yang sangat banyak jumlahnya, misalnya seloko adat yang mengatur dalam kehidupan berkelompok (masyarakat), dalam hal pergaulan sehari-hari, dan sebagai bentuk nasihat dalam menjalani kehidupan di dunia. Seloko adat merupakan salah satu bentuk warisan leluhur yang tidak boleh dibuang begitu saja. Harus dilestarikan dan diturunkan kepada anak cucu, agar mereka mengetahui betapa generasi

Sabtu, 19 April 2014

BIOGRAFI SULTHAN THAHA

Sultan Thaha Sjaifuddin adalah sultan terakhir dari Kesultanan Jambi. Sultan Thaha Sjaifuddin lahir di Keraton Tanah Jambi pada pertengahan tahun 1816.

Sejak kecil Sultan Thaha dikenal sebagai seorang bangsawan yang rendah hati dan suka bergaul dengan rakyat biasa.

Pada tahun 1855, Sultan Thaha naik tahta. Ia menolak untuk menandatangani perjanjian dengan Belanda yang menyatakan bahwa Jambi adalah milik belanda.

Sultan Thaha juga membatalkan semua perjanjian